Ayah
30 hari Ramadhan untuk selamannya
Agustus 02, 2012 : Ayah
Kini malam kian gelap aku rasa di
antara rasa rinduku. Bersembunyi di balik bayang-bayang wajah
terangmu semakin membuatku gelisah. Ku pejam sejenak mata ini
terngiang sedikit syahdu tentangmu, tentang masa yang punah bersama
indah. Entah mengapa suara itu terus membisik saat aku sendiri,
bisikan terakhir dari kau di sana. Hanya aku sia-siakan waktu,
kebodohanku sangat tak berarti. Sungguh semu sosokmu dalam mimpi ku.
Malang, kini kau pun pergi.
Bersembunyi di balik tangis langkah ku
terhenti. Laknat benar aku ini, sia-siakan kau yang terlahir dalam
lembut yang mendidik dengan sempurna. Bukan rindu jika aku merengek
dengan sedikit tangis menepis bahwa tak rindukan ini. Apakah kau
mengerti apakah ini? rasakan jarak antara kau dan aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar