Air Mata
simpum penuh digundahku
terdiam memaknai resahku
derai air hujan memanggil riuhku
aku membeku
dalam sujud malam palsu
menatap awan yang menyapa
meneriakan demi bualan air mata
yang seakan menyapu damaiku
kau datang dan pergi
seakan tak pedulikanku
tetesan air mata ini menancap kalbu
pintaku hanya satu
tapi luas harapanku
demi setitik cinta
dan sebutir rindu yang pernah ada diantara kita,
temani aku meneriakkan hari demi terciptanya hari yg baru......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar