Ludah yang kering. Masih adakah hati yang berisi? ketika logika sudah berbau terasi. Ketika nurani kian tererosi di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi. Dendangan birokrat dan wakil berdasi penuh kegiatan sinetron mengejar kursi. Yang tercipta hanya undang-undang anti teroris dan pornografi, ketika tikus sibuk pesta korupsi kucing justru giat pamer gusi, terbuai diempuknya jok mercy.!
Ranah politik memang sudah tidak lagi menumpahkan darah, karena senjatanya kini tidak membuat luka atau mencabut nyawa. Tetapi ia membunuh nalar ajar, yang telah dibangun lewat program wajib belajar.
Gempita riuhnya demokrasi menumbuhkan nurani yang semakin membesi. Saat rakyat butuh nasi, namun justru di kremasi. Ah, sudahlah! ini bukan Demonstrasi. Ini juga bukan mosi ataupun puisi. Ini hanyalah isi hati, dari yang hidup namun sesungguhnya mati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar